Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Love In First meeting



Hari itu Juni terlihat sedang sibuk dengan baju-baju dilemarinya, Rencananya beberapa baju yang dianggap sudah tidak terpakai akan di sumbangkan ke masjid dekat rumahnya yang lagi punya acara amal.  Ditemani mamanya yang juga jadi kelihatan sibuk memilh-milah baju-baju Juni yang banyaknya hampir bikin lemari mau pecah.
                “Haduh! Mama itu masih bagus belum jadi barang gak kepake, Jangan disumbangin dong..!!” Protes Juni pada mamanya yang mulai sembarangan milih-milih baju Juni yang dianggap gak  terpakai lagi.
                “Emang harus nunggu gak kepake semuanya baru disumbangin??? Pelit banget sih. Ini baju jelas udah gak muat di kamu, Udah! gak usah kebanyakan protes, sumbangin aja...!!” Sahut sie mama gak mau kalah.
                “AAAAA!!!!! Mama itu kan saksi bisu aku pernah kurus...!!!” Protes Juni lagi seraya merebut kembali baju yang dianggapnya bersejarah itu dari tangan mamanya.
                “Keesiniin gak, CEPETAN!!!!” Perintah mamanya yang udah mulai melotot, dan dengan nada suara yang mulai membesar, persis kaya Harimau yang lagi marah. Juni malah meronta-ronta ketika mamanya mulai menarik-narik baju itu dari tangannya “GAK MAU!!!!!” Teriak Juni tambah keras, yang bikin anjing tetangga sebelah rumahnya ikut teriak-teriak juga (emang ada Anjing teriak ??????), Perang tarik menarik baju pun tidak bisa terhindarkan, sampai akhirnya Si baju yang direbutkan merasa lelah, dan memilih membelah dirinya menjadi 2 (hahaha...kayak bakteri aja yang hobby membelah-belah diri) agar perperangan yang melibatkan ibu dan anak ini cepat berakhir, dan penderitaannya juga cepat berakhir.
                “Ya sobek, Mama sih!!!!”
                “ Siapa suruh narik-narik! Udah lah jadiin kain pel aja, kebetulan stok kain pel mama udah mulai habis” Kata si mama sambil mengambil setengah dari baju yang sobek itu dari tangan Juni dan melemparkannya ketumpukan baju-baju yang memang udah dari tadi terlebih dahulu kepilih sebagai salah satu anggota stok kain pel mama.
Satu jam berlalu akhirnya acara pilah memilih baju pun berakhir, Baju yang kepilih buat disumbangin dimasukin kedalam kardus mie instan, yang tadi diminta juni di warung Pa Udin, Jumlahnya ada 3 kardus dan siap digabungkan dengan temannya yang 2 lagi, yang dari kemaren udah Nangkring di ruang nonton TV.
                “Oke! Akhirnya selesai!!!!” Kata si mama sambil melap dahinya sok-sok keringetan, padahal muncul keringet barang setetes juga enggak, wong dari tadi kipas angin satu-satunya yang ada di kamar Juni cuman diarahin ke beliau.
                “BAJU KU....HIK....HIK....HIK....!!!!!” Juni masih meringis sambil mindahin kardus-kardus itu ke ruang nonton TV. Juni emang orang yang cukup pelit untuk memberikan barang-barang yang dianggapnya masih berguna setidaknya untuk dirinya sendiri pada orang lain, Tapi sayangnya mamanya selalu menganggap barang-barang yang menurut Juni penting itu sebagai barang yang kurang penting, atau bahkan gak penting sama sekali. Kadang-kadang anggapan si mama ada benernya juga sih, Pasalnya Juni kadang-kadang emang suka punya hobby-hobby aneh. Misalnya tahun lalu Yang tiba-tiba aja Juni jadi hobby ngumpulin kardus-kardus bekas mamah nya beli Kulkas, TV, Dispenser,Setrika, sampai Bohlam dan banyak lagi deh. Parahnya dia nyimpen semua kardus-kardus itu di dalam kamarnya, wal hasil jadilah kamar Juni persis Toko elektronik, Kalau si mamah tanya mau diapain tu kardus-kardus bekas Dini cuman bilang “Buat di daur ulang mah,  Biar jadi benda yang bisa berguna lagi, kan sekarang jamannya GO GREEN mah!!!” dan mamahnya cuman menyahut dalam hati “Emang ada hubungannya GO GREEN ma kardus bekas???? Bukannya tu kardus-kardus bekas warnannya coklat???”. Tapi setelah lama kelamaan si mamah jadi gerah sendiri ma kelakuan anak semata wayangnya itu, Lalu pada suatu siang saat Juni masih di sekolah Beliau dengan sigap dan cekatan merapikan kardus-kardus bekas yang ternyata beberapa diantaranya udah jadi tempat pengungsian para kecoa, cicak, dan yang paling parah ada tikus yang lagi numpang bersalin disana, dengan spontan mamah loncat keatas lemari, sambil teriak-teriak manggil zaenab orang yang biasa bantu-bantu mamah dirumah. “Kenapa bu???ada apa???” tanya Zaenab penasaran.
“Ada tikus tuh lagi beranak, buang cepetan!!!! Oia sekalian rapiin tu kardus-kardus bawa kebawah..iiiiii!!!!” Perintah si mamah sama pembantunya itu sambil begidik ngeliat tikus yang lagi mempertaruhkan hidup matinya itu.
“Siap bu, Tapi bu Saya bantu tikusnya beranak dulu ya bu, kasian bu,gak tega saya liat dia udah megap-megap kecapean gituh, saya jadi inget ibu saya dikampung bu,pasti dulu beliau ngelahirin saya juga kaya gitu” Sahut si Zaenab dengan muka perihatinnya karena melihat tikus lagi bersalin itu.
“ Udah gak usah curhat,cepetan bersihin!! Nah tu tikus udah selesai bernak tuh, cepetan bawa keluar entar si Juni keburu pulang” Perintah si mamah lagi yang tiba-tiba  bingung sendiri bagaimana dia bisa nyangkut dia atas lemari.
“SIAP BU!!!!” Zaenab pun langsung mengamankan bayi-bayi tikus dan induknya, dan setelah itu baru membereskan kardus-kardus bekas pembawa masalah itu, dan melaksanakan perintah mami berikutnya, yaitu membawa kardus-kardus itu ke tukang loak terdekat untuk dikiloin, dasar si mamah gak mau rugi. Dan bisa dibayangkan sendiri gimana reaksi Juni saat melihat koleksinya itu hilang lenyap dari kamarnya, Apa lagi saat tau kalau semua kardus-kardus yang udah dia kumpulkan selama berbulan-bulan itu dikiloin ama mamahnya. Juni marah besar, dan mengunci dirinya di kamar selama berjam-jam. Ya dan itu cukup lah  bikin si mamah panik, berjam-jam juga si mamah membujuk Juni untuk keluar kamar dan meminta maaf berkali-kali. Setelah diselidiki ternyata Juni mengumpulkan kardus-kardus itu juga buat di kiloin ( haduh emak sama anak pikirannya sama aja ternyata ), dan uangnya rencananya mau dibeliin handphone baru,eh tapi ternyata malah keduluan si mamah,gimana Juni gak BADMOOD kuadrat coba. Tapi kejadian-kejadian macam itu hebatnya gak bikin si mamah jera untuk ngeberesin barang-barang Juni yang beliau anggap kurang penting dan bahan gak penting itu.
Lanjut kecerita Baju-baju yang mau disumbangin tadi, Ternyata si mamah masih punya kerjaan buat Juni. Juni di suruh si mamah buat nganterin kardus-kardus itu ke masjid, Spontan Juni langsung menolak tanpa ampun, Tapi mamahnya emang gak pernah mau ngalah, akhirnya Juni lah yang kalah sendiri dalam perdebatan kali itu.
                “Ya udah, aku ganti baju dulu.” Kata Juni sambil berjalan gontai ke kamarnya buat ganti baju dan langsung pergi ke masjid mengantar kardus-kardus yang berisi baju gak kepake itu. Tapi ternyata Juni gak sendiri tapi ditemani sama Zaenab dan kekasihnya tercinta bang Rahman tukang bakso yang biasanya mangkal di Taman Komplek dekat rumah Juni. Sesampainya di masjid Juni disuruh mengikuti beberapa prosedur penyerahan barang-barang yang dibawanya oleh panitia acara amal itu. Kebetulan cuaca hari itu lagi mendung, dari Pagi matahari gak kelihatan batang idungnya, itu mungkin salah satu yang bikin muka Juni seakan-akan membeku, mukanya tanpa ekspresi sama sekali datar, sampai-sampai bikin salah satu panitia yang mau ngambil barang bawaannya itu ragu dan rada takut untuk mendekat. Setelah selesai melaksanakan tugas dari mamahnya itu pun Juni langsung pulang tanpa basa-basi kepada panitia acara amala itu, tapi tiba-tiba Juni yang berjalan males-malesan itu merasa mendengar sayup-sayup seseorang memanggil namanya dari kejauhan, matanya langsung jelalatan mencari sumber suara itu, dan tatapannya tertuju pada sosok laki-laki yang tingginya kira-kira 170 cm yang berdiri pada jarak 25 meter dari dia berdiri sekarang ( jelas aja dia tau jarak persisnya, kebetulan di depan masjid kemaren baru diadain lomba lari estaped, nah kebetulan pas banget tu cowo berdiri di garis start n Juni berdiri di garis yang ada tulisannya 25 m) wajahnya memang gak terlalu jelas buat Juni karena Juni lupa bawa kaca matanya, Tapi dalam beberapa detik wajah tampan cowo itu mulai kelihatan dan hal itu cukup mencairkan kebekun dimuka Juni, seberkas senyum pun muncul di sudut bibirnya yang kering dan pecah-pecah itu, tapi dengan cepat Juni membasahi bibirnya biar senyumnya bisa kelihatan lebih manis.
                “Assalamualaikum, maaf sebelumnya Kamu Juni ya???” Tanya cowo tampan yang ternyata adalah anak imam masjid itu.
                “Waalaikumsalam, Iya, ada apa ya???” Jawab Juni sambil berusaha menampilkan ekspresi sebiasa mungkin di depan cowo tampan itu,
                “Alhamdulillah, berarti ini handphone kamu ya??? Tadi jatuh di depan situ.” Kata sang cowo tampan tadi sambil menunjuk stand panitia tempat Juni menyerahkan baju-baju bekas tadi.
                “Owh, iya bener ini HP saya, Alhamdulillah ya, untung aja ditemuin orang sebaik mas,seandainya enggak mungkin nie HP udah hilang tanpa jejak. Makasih banyak ya mas” Sahut Juni sok imut, seraya mengambil Handphone nya dari tangan si cowo tampan itu.
                “Iya sama-sama, lain kali lebih hati-hati ya,kan sayang kalau hilang.” Kata cowo tampan itu menasehati Juni karena kecerobohannya, Tapi saat Juni mau memberi hadiah no handphone nya kepada cowo itu atas sikap heroiknya, tiba-tiba ada suara cowo lain dari belakang yang teriak-teriak  manggil-manggil nama “FIRDAUS!!!!FIRDAUS!!!FIRDAUS!!!”  cowo tampan itu langsung berbalik kearah suara yang memanggilnya itu lalu melambaikan tangan dan kembali berbalik dan bilang bilang ke Juni kalau dia harus pergi sekarang, lalu sebelum dia kembali ke tempatnya dia mengucapkan salam kepada Juni, Lalu pergi meninggalkan Juni sendiri di tengah lapangan, oia kalian pasti bingung kenapa Juni sendirian bukannya tadi dia bertiga sama Zaenab dan kekasihnya tercinta itu, ya, mahluk-mahluk itu udah jalan duluan sambil main rayu-rayuan plus cubit-cubitan, bikin Juni jadi geli sendiri ngelihatnya. Kembali ke Juni yang sendirian di tengah lapangan masjid, Juni terpaku melihat kepergian sang cowo tampan, rasanya Juni mau nangis padahal dia belum selesai PDKT nya, belum juga ngasih no Handphone “huh sialan emang tu orang kan gw belum ngasih no HP gw,main panggil-panggil aja, Baskom!!!” Gerutu Juni dalam perjalan pulang keruamah. Sesamapainya dirumah Juni langsung menghambur ke mamah nya, dan minta mamahnya buat ngedaftarin dia jadi remaja masjid deket rumahnya itu, wajar kalau mamanya bingung sendiri, ada apa dengan anaknya itu.
                “ Kamu kesurupan Jin masjid ya???” tanya si mamah penasaran
                “ Kesurupan apanya?? Ah mamah, anaknya mau berubah jadi lebih baik malah dibilang kesurupan.” Jawab Juni sambil memajukan bibirnya sepanjang 5 senti.
                “Ya aneh aja, biasanya boro-boro mau ikut sholat jamaah dimasjid, lewat masjid sebulan sekali aja jarang. Emang ada apaan sih, bikin penasaran deh.” Selidik mamah yang makin penasaran dengan sikpa anaknya yang gak biasa itu.
                “AAAAAAAA!!!!!!mamah, udah deh sekarang mamah cukup bantu aku biar aku bisa jadi remaja masjid mah plissssss...!!!!!!!!!!!!!” Juni kembali meronta-ronta sama mamahnya persis kaya anak TK yang minta di beliin arum manis sama mamanya, tapi gak dapet ijin. Juni emang rada manja, faktor utamanya emang karena dia anak satu-satunya mamah and papahnya itu.
Hari-hari pun berlalu, Juni yang tadinya gak pernah menginjakkan kakinya ke masjid barang sebulan sekali itu pun tiba-tiba jadi sangat rajin sholat jamaah ke masjid, walaupun capek karena baru pulang sekolah belum ilang dari badannya, di tetep paksain buat langsung siap-siap pergi ke masjid, ijin ke mamahnya sieh sholat ashar berjamaah ke masjid, tapi bisa dijamin habis isya dia baru pulang. Orang tuanya sih gak protes dengan kebiasaan baru Juni itu, tapi hanya sedikit bertanya-tanya ada apa sebenarnya. Namun pada suatu sore selepas maghrib, gak biasanya Juni udah pulang dari Masjid, dan yang bikin mamah juga papahnya tambah bingung gak biasanya juga dia pulang dari masjid dengan muka ketekuk tekuk gitu, dan langsung mengunci diri di kamar setelah memberi salam pada kedua orang tuanya. Iseng mamah dan papahnya ngedeketin kamar Juni lalu mulai menempelkan kuping mereka ke daun pintu kamar Juni, tapi gak ada suara apa-apa, mamah yang penasaran nyoba muter kunci kamar Juni. Ternyata pintunya gak di kunci, mereka berduapun langsung menyeruak masuk ke kamar Juni tanpa permisi, dan betapa kagetnya mereka saat menemui anak mereka itu sedang nungging-nungging di atas ranjangnya, dan membenamkan kepala dalam-dalam ke kasurnya, Ternyata Juni lagi teriak-teriak, takut anaknya itu bakalan kehabisan nafas, si papah langsung menarik bantal yang menutupi kepala Juni, dan Si mamah langsung mengangkat kepala Juni yang terbenam di kasur dan memindahkannya kedalam pelukannya, Tapi Juni tetap teriak-teriak kaya orang kesurupan.
                “hei..hei..Juni..Juni...sadar-sadar..!!!” kata si papah sambil menepuk-nepuk pipi Juni
                “ZAENAB...ZAENAB....CEPETAN KESINI...!!!!!!!!!!” Teriak si mamah menyuruh pembantunya itu agar datang ke kamar Juni.
                “Ya bu ada apa???Ya Allah, kenapa bu non Juni???wah ini pasti kesambet setan pohon pete punya tetangga sebelah nih bu” Sahut zaenab yang bikin mamahnya Juni jadi tambah emosi.
                “Ngaco, ambil cepet...!!!”
                “Siap bu...!!!!” dengan sigap Zaenab mengambil air dari kamar mandi,dan menyiramnya ke Juni, tapi gak ada perubahan Juni tetap teriak-teriak kaya orang gila, dan ini membuat papahnya mengambil keputusan untuk memanggil imam masjid dekat rumah, biar anaknya itu di ruqiyah.tak berapa lama sang imam masjid pun datang bersama anaknya, setelah memasang sarung tangan, sang imam masjid langsung memulai ruqiyah tersebut, kira-kira 1 jam baru si jin yang merasuki tubuh Juni keluar. Imam masjid dan anaknya pun langsung undur diri setelah memberikan beberapa wejangan untuk Juni, dan Juni juga langsung tidur setelah sholat isya, tanpa bisa diwawancara terlebih dahulu sama mamah papahnya.
Keesokan harinya, setelah sholat subuh Juni baru bisa diajak ngomong, wajahnya masih murung.
                “ Kemaren kamu kenapa sih Jun?? Kata anak pak imam masjid tadi malam Firdaus kalau gak salah namanya itu, kamu tiba-tiba langsung pulang ba’da maghrib, mamah sama papah juga jadi pensaran nih kenapa, apa lagi kamu tiba-tiba langsung kesurupan Gitu, pasti waktu jalan pulang kerumah kamu bengong ya???” kata mamah memulai introgasinya.
                “ Plis mah jangan sebut-sebut nama itu dulu, ku lagi gondok gila ma tu orang, sumpah deh.”Jawab Juni yang kelihatan langsung keki mendengar nama cowo tampan yang dulu sempat digila gilain nya itu.
                “Emang kenapa sih??? Oia dia nitip ini buat kamu, katanya ini kemaren gak sempat dikasih ke kamu gara-gara kamu yang tiba-tiba nyelonong pulang itu, Nih,cewenya cantik ya liat deh.” Kata mami lagi sambil menyerahkan Undangan acara walimah Firdaus kepada Juni tanpa rasa berdosa. Spontan Juni langsung nangis dan memeluk mamahnya.
                “Wah pah kemasukan lagi nih,cepet pah panggil imam masjid lagi!!!” Kata si mamah yang langsung panik ngeliat Juni yang histeris lagi. Tapi Juni langsung menyahut dan meberitahu kepada mamahnya kalau dia gak lagi kesurupan, dan menceritakan kronologi kenapa dia jadi kayak sekarang kepada mamah juga papahnya, sambil nangis-nangis dan gak ketinggalan juga sambil ingusan.
                “Owh jadi gitu certinya!!!” Ujar si mamah dan papah berbarengan. Lalu memeluk anak semata wayang mereka itu dengan mesra.
                “Ya udah, mamah sama papah ngerti apa yang kamu rasakan,ya, setidaknya mamah dan papah kan juga pernah muda, mamah cuman mau bilang cowo itu gak cuman satu di dunia, mati satu tumbuh seribu, jangan cuman gara-gara satu cowo kamu jadi prustasi berat kaya gini, pake acara kesurupan segala lagi. Perasaan kamu itu bentaran juga udah hilang, tenang aja, jangan di inget-inget lagi,lebih baik kamu makan aja sebanyak-banyak nya biar sedih kamu itu cepat hilang ya...!!!!” Kata si mamah menasehati anak tersayangnya itu sambil membelai mesra rambut Juni.
                “Iya apa yang dibilang mamah kamu benar. Lagi pula walaupun kamu nangis-nangis siang malam selama sebulan pun, pernikahan mereka gak mungkin dibatalin, Mereka emang udah di takdirkan Allah untuk bersama, emangnya kamu bisa membatalkan rencana Tuhan???gak kan??? Inget Jun, Allah itu ngasih jodoh sama kita ya sesuai sama kitanya juga, kalau kita baik Allah pasti ngasih jodoh yang baik juga, dan sebaliknya. Jadi lebih baik sekarang kamu menata diri kamu aja biar Bisa jadi orang yang lebih baik nak, biar nanti dapat jodohnya orang baik juga,ya...senyum dong..sekarang jangan sedih lagi, jangan meratapi hal-hal yang gak penting kaya gitu, Jalan kamu kan masih panjang, kamu juga masih SMA jalan kamu masih panjang, mamah sama papah gak mau lo, kamu nanti nikah di bawah umur 25 tahun, terlalu muda dalam keluarga kita kalau nikah umur segitu, kamu harus sukses, jadi wanita karir, Terus harus sering nongol di acara TV misalnya acara kesayangan papah Kick Andy wah cuman orang-orang hebat yang bisa nongol di acara itu Jun, dan kamu harus jadi salah satu dia antaranya nanti....”
Dan si papah terus ngasih wejangan-wejangan penting tanpa henti selama beberapa menit setelahnya, dan kasus kali ini pun ditutup keluarga kecil itu dengan saling berpelukan erat satu sama lain, tapi tiba-tiba mamah ngomomong. “ Juni, mamah mau nanya ya, kamu udah berapa hari sih gak keramas???kok baunya rada-rada bikin mama muntah ya??? ” Juni hanya tersenyum lalu lari kocar kacir ke kamarnya sebelum mamah nya ngamuk gara-gara Juni yang masih hobby memelihara kebiasaan buruknya yaitu jarang keramas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS