Hari itu Juni terlihat sedang sibuk
dengan baju-baju dilemarinya, Rencananya beberapa baju yang dianggap sudah
tidak terpakai akan di sumbangkan ke masjid dekat rumahnya yang lagi punya
acara amal. Ditemani mamanya yang juga
jadi kelihatan sibuk memilh-milah baju-baju Juni yang banyaknya hampir bikin
lemari mau pecah.
“Haduh!
Mama itu masih bagus belum jadi barang gak kepake, Jangan disumbangin dong..!!”
Protes Juni pada mamanya yang mulai sembarangan milih-milih baju Juni yang
dianggap gak terpakai lagi.
“Emang
harus nunggu gak kepake semuanya baru disumbangin??? Pelit banget sih. Ini baju
jelas udah gak muat di kamu, Udah! gak usah kebanyakan protes, sumbangin
aja...!!” Sahut sie mama gak mau kalah.
“AAAAA!!!!!
Mama itu kan saksi bisu aku pernah kurus...!!!” Protes Juni lagi seraya merebut
kembali baju yang dianggapnya bersejarah itu dari tangan mamanya.
“Keesiniin
gak, CEPETAN!!!!” Perintah mamanya yang udah mulai melotot, dan dengan nada
suara yang mulai membesar, persis kaya Harimau yang lagi marah. Juni malah
meronta-ronta ketika mamanya mulai menarik-narik baju itu dari tangannya “GAK
MAU!!!!!” Teriak Juni tambah keras, yang bikin anjing tetangga sebelah rumahnya
ikut teriak-teriak juga (emang ada Anjing teriak ??????), Perang tarik menarik
baju pun tidak bisa terhindarkan, sampai akhirnya Si baju yang direbutkan
merasa lelah, dan memilih membelah dirinya menjadi 2 (hahaha...kayak bakteri
aja yang hobby membelah-belah diri) agar perperangan yang melibatkan ibu dan
anak ini cepat berakhir, dan penderitaannya juga cepat berakhir.
“Ya
sobek, Mama sih!!!!”
“
Siapa suruh narik-narik! Udah lah jadiin kain pel aja, kebetulan stok kain pel
mama udah mulai habis” Kata si mama sambil mengambil setengah dari baju yang
sobek itu dari tangan Juni dan melemparkannya ketumpukan baju-baju yang memang
udah dari tadi terlebih dahulu kepilih sebagai salah satu anggota stok kain pel
mama.
Satu jam berlalu akhirnya acara
pilah memilih baju pun berakhir, Baju yang kepilih buat disumbangin dimasukin
kedalam kardus mie instan, yang tadi diminta juni di warung Pa Udin, Jumlahnya
ada 3 kardus dan siap digabungkan dengan temannya yang 2 lagi, yang dari
kemaren udah Nangkring di ruang nonton TV.
“Oke!
Akhirnya selesai!!!!” Kata si mama sambil melap dahinya sok-sok keringetan,
padahal muncul keringet barang setetes juga enggak, wong dari tadi kipas angin
satu-satunya yang ada di kamar Juni cuman diarahin ke beliau.
“BAJU
KU....HIK....HIK....HIK....!!!!!” Juni masih meringis sambil mindahin
kardus-kardus itu ke ruang nonton TV. Juni emang orang yang cukup pelit untuk
memberikan barang-barang yang dianggapnya masih berguna setidaknya untuk
dirinya sendiri pada orang lain, Tapi sayangnya mamanya selalu menganggap
barang-barang yang menurut Juni penting itu sebagai barang yang kurang penting,
atau bahkan gak penting sama sekali. Kadang-kadang anggapan si mama ada
benernya juga sih, Pasalnya Juni kadang-kadang emang suka punya hobby-hobby
aneh. Misalnya tahun lalu Yang tiba-tiba aja Juni jadi hobby ngumpulin
kardus-kardus bekas mamah nya beli Kulkas, TV, Dispenser,Setrika, sampai Bohlam
dan banyak lagi deh. Parahnya dia nyimpen semua kardus-kardus itu di dalam
kamarnya, wal hasil jadilah kamar Juni persis Toko elektronik, Kalau si mamah
tanya mau diapain tu kardus-kardus bekas Dini cuman bilang “Buat di daur ulang
mah, Biar jadi benda yang bisa berguna
lagi, kan sekarang jamannya GO GREEN mah!!!” dan mamahnya cuman menyahut dalam
hati “Emang ada hubungannya GO GREEN ma kardus bekas???? Bukannya tu
kardus-kardus bekas warnannya coklat???”. Tapi setelah lama kelamaan si mamah
jadi gerah sendiri ma kelakuan anak semata wayangnya itu, Lalu pada suatu siang
saat Juni masih di sekolah Beliau dengan sigap dan cekatan merapikan
kardus-kardus bekas yang ternyata beberapa diantaranya udah jadi tempat
pengungsian para kecoa, cicak, dan yang paling parah ada tikus yang lagi
numpang bersalin disana, dengan spontan mamah loncat keatas lemari, sambil
teriak-teriak manggil zaenab orang yang biasa bantu-bantu mamah dirumah.
“Kenapa bu???ada apa???” tanya Zaenab penasaran.
“Ada tikus tuh lagi beranak, buang
cepetan!!!! Oia sekalian rapiin tu kardus-kardus bawa kebawah..iiiiii!!!!”
Perintah si mamah sama pembantunya itu sambil begidik ngeliat tikus yang lagi
mempertaruhkan hidup matinya itu.
“Siap bu, Tapi bu Saya bantu tikusnya
beranak dulu ya bu, kasian bu,gak tega saya liat dia udah megap-megap kecapean
gituh, saya jadi inget ibu saya dikampung bu,pasti dulu beliau ngelahirin saya
juga kaya gitu” Sahut si Zaenab dengan muka perihatinnya karena melihat tikus
lagi bersalin itu.
“ Udah gak usah curhat,cepetan
bersihin!! Nah tu tikus udah selesai bernak tuh, cepetan bawa keluar entar si
Juni keburu pulang” Perintah si mamah lagi yang tiba-tiba bingung sendiri bagaimana dia bisa nyangkut
dia atas lemari.
“SIAP BU!!!!” Zaenab pun langsung
mengamankan bayi-bayi tikus dan induknya, dan setelah itu baru membereskan
kardus-kardus bekas pembawa masalah itu, dan melaksanakan perintah mami
berikutnya, yaitu membawa kardus-kardus itu ke tukang loak terdekat untuk
dikiloin, dasar si mamah gak mau rugi. Dan bisa dibayangkan sendiri gimana
reaksi Juni saat melihat koleksinya itu hilang lenyap dari kamarnya, Apa lagi
saat tau kalau semua kardus-kardus yang udah dia kumpulkan selama
berbulan-bulan itu dikiloin ama mamahnya. Juni marah besar, dan mengunci
dirinya di kamar selama berjam-jam. Ya dan itu cukup lah bikin si mamah panik, berjam-jam juga si
mamah membujuk Juni untuk keluar kamar dan meminta maaf berkali-kali. Setelah
diselidiki ternyata Juni mengumpulkan kardus-kardus itu juga buat di kiloin (
haduh emak sama anak pikirannya sama aja ternyata ), dan uangnya rencananya mau
dibeliin handphone baru,eh tapi ternyata malah keduluan si mamah,gimana Juni
gak BADMOOD kuadrat coba. Tapi kejadian-kejadian macam itu hebatnya gak bikin
si mamah jera untuk ngeberesin barang-barang Juni yang beliau anggap kurang
penting dan bahan gak penting itu.
Lanjut kecerita Baju-baju yang mau
disumbangin tadi, Ternyata si mamah masih punya kerjaan buat Juni. Juni di
suruh si mamah buat nganterin kardus-kardus itu ke masjid, Spontan Juni langsung
menolak tanpa ampun, Tapi mamahnya emang gak pernah mau ngalah, akhirnya Juni
lah yang kalah sendiri dalam perdebatan kali itu.
“Ya
udah, aku ganti baju dulu.” Kata Juni sambil berjalan gontai ke kamarnya buat
ganti baju dan langsung pergi ke masjid mengantar kardus-kardus yang berisi
baju gak kepake itu. Tapi ternyata Juni gak sendiri tapi ditemani sama Zaenab
dan kekasihnya tercinta bang Rahman tukang bakso yang biasanya mangkal di Taman
Komplek dekat rumah Juni. Sesampainya di masjid Juni disuruh mengikuti beberapa
prosedur penyerahan barang-barang yang dibawanya oleh panitia acara amal itu. Kebetulan
cuaca hari itu lagi mendung, dari Pagi matahari gak kelihatan batang idungnya,
itu mungkin salah satu yang bikin muka Juni seakan-akan membeku, mukanya tanpa
ekspresi sama sekali datar, sampai-sampai bikin salah satu panitia yang mau
ngambil barang bawaannya itu ragu dan rada takut untuk mendekat. Setelah
selesai melaksanakan tugas dari mamahnya itu pun Juni langsung pulang tanpa
basa-basi kepada panitia acara amala itu, tapi tiba-tiba Juni yang berjalan
males-malesan itu merasa mendengar sayup-sayup seseorang memanggil namanya dari
kejauhan, matanya langsung jelalatan mencari sumber suara itu, dan tatapannya
tertuju pada sosok laki-laki yang tingginya kira-kira 170 cm yang berdiri pada
jarak 25 meter dari dia berdiri sekarang ( jelas aja dia tau jarak persisnya,
kebetulan di depan masjid kemaren baru diadain lomba lari estaped, nah
kebetulan pas banget tu cowo berdiri di garis start n Juni berdiri di garis
yang ada tulisannya 25 m) wajahnya memang gak terlalu jelas buat Juni karena
Juni lupa bawa kaca matanya, Tapi dalam beberapa detik wajah tampan cowo itu
mulai kelihatan dan hal itu cukup mencairkan kebekun dimuka Juni, seberkas
senyum pun muncul di sudut bibirnya yang kering dan pecah-pecah itu, tapi
dengan cepat Juni membasahi bibirnya biar senyumnya bisa kelihatan lebih manis.
“Assalamualaikum,
maaf sebelumnya Kamu Juni ya???” Tanya cowo tampan yang ternyata adalah anak
imam masjid itu.
“Waalaikumsalam,
Iya, ada apa ya???” Jawab Juni sambil berusaha menampilkan ekspresi sebiasa
mungkin di depan cowo tampan itu,
“Alhamdulillah,
berarti ini handphone kamu ya??? Tadi jatuh di depan situ.” Kata sang cowo
tampan tadi sambil menunjuk stand panitia tempat Juni menyerahkan baju-baju
bekas tadi.
“Owh,
iya bener ini HP saya, Alhamdulillah ya, untung aja ditemuin orang sebaik
mas,seandainya enggak mungkin nie HP udah hilang tanpa jejak. Makasih banyak ya
mas” Sahut Juni sok imut, seraya mengambil Handphone nya dari tangan si cowo
tampan itu.
“Iya
sama-sama, lain kali lebih hati-hati ya,kan sayang kalau hilang.” Kata cowo
tampan itu menasehati Juni karena kecerobohannya, Tapi saat Juni mau memberi
hadiah no handphone nya kepada cowo itu atas sikap heroiknya, tiba-tiba ada
suara cowo lain dari belakang yang teriak-teriak manggil-manggil nama
“FIRDAUS!!!!FIRDAUS!!!FIRDAUS!!!” cowo
tampan itu langsung berbalik kearah suara yang memanggilnya itu lalu melambaikan
tangan dan kembali berbalik dan bilang bilang ke Juni kalau dia harus pergi
sekarang, lalu sebelum dia kembali ke tempatnya dia mengucapkan salam kepada
Juni, Lalu pergi meninggalkan Juni sendiri di tengah lapangan, oia kalian pasti
bingung kenapa Juni sendirian bukannya tadi dia bertiga sama Zaenab dan
kekasihnya tercinta itu, ya, mahluk-mahluk itu udah jalan duluan sambil main
rayu-rayuan plus cubit-cubitan, bikin Juni jadi geli sendiri ngelihatnya. Kembali
ke Juni yang sendirian di tengah lapangan masjid, Juni terpaku melihat
kepergian sang cowo tampan, rasanya Juni mau nangis padahal dia belum selesai
PDKT nya, belum juga ngasih no Handphone “huh sialan emang tu orang kan gw
belum ngasih no HP gw,main panggil-panggil aja, Baskom!!!” Gerutu Juni dalam
perjalan pulang keruamah. Sesamapainya dirumah Juni langsung menghambur ke
mamah nya, dan minta mamahnya buat ngedaftarin dia jadi remaja masjid deket
rumahnya itu, wajar kalau mamanya bingung sendiri, ada apa dengan anaknya itu.
“
Kamu kesurupan Jin masjid ya???” tanya si mamah penasaran
“
Kesurupan apanya?? Ah mamah, anaknya mau berubah jadi lebih baik malah dibilang
kesurupan.” Jawab Juni sambil memajukan bibirnya sepanjang 5 senti.
“Ya
aneh aja, biasanya boro-boro mau ikut sholat jamaah dimasjid, lewat masjid
sebulan sekali aja jarang. Emang ada apaan sih, bikin penasaran deh.” Selidik
mamah yang makin penasaran dengan sikpa anaknya yang gak biasa itu.
“AAAAAAAA!!!!!!mamah,
udah deh sekarang mamah cukup bantu aku biar aku bisa jadi remaja masjid mah
plissssss...!!!!!!!!!!!!!” Juni kembali meronta-ronta sama mamahnya persis kaya
anak TK yang minta di beliin arum manis sama mamanya, tapi gak dapet ijin. Juni
emang rada manja, faktor utamanya emang karena dia anak satu-satunya mamah and
papahnya itu.
Hari-hari pun berlalu, Juni yang
tadinya gak pernah menginjakkan kakinya ke masjid barang sebulan sekali itu pun
tiba-tiba jadi sangat rajin sholat jamaah ke masjid, walaupun capek karena baru
pulang sekolah belum ilang dari badannya, di tetep paksain buat langsung
siap-siap pergi ke masjid, ijin ke mamahnya sieh sholat ashar berjamaah ke
masjid, tapi bisa dijamin habis isya dia baru pulang. Orang tuanya sih gak
protes dengan kebiasaan baru Juni itu, tapi hanya sedikit bertanya-tanya ada
apa sebenarnya. Namun pada suatu sore selepas maghrib, gak biasanya Juni udah
pulang dari Masjid, dan yang bikin mamah juga papahnya tambah bingung gak
biasanya juga dia pulang dari masjid dengan muka ketekuk tekuk gitu, dan
langsung mengunci diri di kamar setelah memberi salam pada kedua orang tuanya.
Iseng mamah dan papahnya ngedeketin kamar Juni lalu mulai menempelkan kuping
mereka ke daun pintu kamar Juni, tapi gak ada suara apa-apa, mamah yang
penasaran nyoba muter kunci kamar Juni. Ternyata pintunya gak di kunci, mereka
berduapun langsung menyeruak masuk ke kamar Juni tanpa permisi, dan betapa
kagetnya mereka saat menemui anak mereka itu sedang nungging-nungging di atas
ranjangnya, dan membenamkan kepala dalam-dalam ke kasurnya, Ternyata Juni lagi
teriak-teriak, takut anaknya itu bakalan kehabisan nafas, si papah langsung
menarik bantal yang menutupi kepala Juni, dan Si mamah langsung mengangkat
kepala Juni yang terbenam di kasur dan memindahkannya kedalam pelukannya, Tapi
Juni tetap teriak-teriak kaya orang kesurupan.
“hei..hei..Juni..Juni...sadar-sadar..!!!”
kata si papah sambil menepuk-nepuk pipi Juni
“ZAENAB...ZAENAB....CEPETAN
KESINI...!!!!!!!!!!” Teriak si mamah menyuruh pembantunya itu agar datang ke
kamar Juni.
“Ya
bu ada apa???Ya Allah, kenapa bu non Juni???wah ini pasti kesambet setan pohon
pete punya tetangga sebelah nih bu” Sahut zaenab yang bikin mamahnya Juni jadi
tambah emosi.
“Ngaco,
ambil cepet...!!!”
“Siap
bu...!!!!” dengan sigap Zaenab mengambil air dari kamar mandi,dan menyiramnya
ke Juni, tapi gak ada perubahan Juni tetap teriak-teriak kaya orang gila, dan
ini membuat papahnya mengambil keputusan untuk memanggil imam masjid dekat
rumah, biar anaknya itu di ruqiyah.tak berapa lama sang imam masjid pun datang
bersama anaknya, setelah memasang sarung tangan, sang imam masjid langsung
memulai ruqiyah tersebut, kira-kira 1 jam baru si jin yang merasuki tubuh Juni
keluar. Imam masjid dan anaknya pun langsung undur diri setelah memberikan
beberapa wejangan untuk Juni, dan Juni juga langsung tidur setelah sholat isya,
tanpa bisa diwawancara terlebih dahulu sama mamah papahnya.
Keesokan harinya, setelah sholat
subuh Juni baru bisa diajak ngomong, wajahnya masih murung.
“
Kemaren kamu kenapa sih Jun?? Kata anak pak imam masjid tadi malam Firdaus
kalau gak salah namanya itu, kamu tiba-tiba langsung pulang ba’da maghrib,
mamah sama papah juga jadi pensaran nih kenapa, apa lagi kamu tiba-tiba
langsung kesurupan Gitu, pasti waktu jalan pulang kerumah kamu bengong ya???”
kata mamah memulai introgasinya.
“
Plis mah jangan sebut-sebut nama itu dulu, ku lagi gondok gila ma tu orang,
sumpah deh.”Jawab Juni yang kelihatan langsung keki mendengar nama cowo tampan
yang dulu sempat digila gilain nya itu.
“Emang
kenapa sih??? Oia dia nitip ini buat kamu, katanya ini kemaren gak sempat
dikasih ke kamu gara-gara kamu yang tiba-tiba nyelonong pulang itu, Nih,cewenya
cantik ya liat deh.” Kata mami lagi sambil menyerahkan Undangan acara walimah
Firdaus kepada Juni tanpa rasa berdosa. Spontan Juni langsung nangis dan
memeluk mamahnya.
“Wah
pah kemasukan lagi nih,cepet pah panggil imam masjid lagi!!!” Kata si mamah
yang langsung panik ngeliat Juni yang histeris lagi. Tapi Juni langsung
menyahut dan meberitahu kepada mamahnya kalau dia gak lagi kesurupan, dan
menceritakan kronologi kenapa dia jadi kayak sekarang kepada mamah juga
papahnya, sambil nangis-nangis dan gak ketinggalan juga sambil ingusan.
“Owh
jadi gitu certinya!!!” Ujar si mamah dan papah berbarengan. Lalu memeluk anak
semata wayang mereka itu dengan mesra.
“Ya
udah, mamah sama papah ngerti apa yang kamu rasakan,ya, setidaknya mamah dan
papah kan juga pernah muda, mamah cuman mau bilang cowo itu gak cuman satu di
dunia, mati satu tumbuh seribu, jangan cuman gara-gara satu cowo kamu jadi
prustasi berat kaya gini, pake acara kesurupan segala lagi. Perasaan kamu itu
bentaran juga udah hilang, tenang aja, jangan di inget-inget lagi,lebih baik
kamu makan aja sebanyak-banyak nya biar sedih kamu itu cepat hilang ya...!!!!”
Kata si mamah menasehati anak tersayangnya itu sambil membelai mesra rambut
Juni.
“Iya
apa yang dibilang mamah kamu benar. Lagi pula walaupun kamu nangis-nangis siang
malam selama sebulan pun, pernikahan mereka gak mungkin dibatalin, Mereka emang
udah di takdirkan Allah untuk bersama, emangnya kamu bisa membatalkan rencana
Tuhan???gak kan??? Inget Jun, Allah itu ngasih jodoh sama kita ya sesuai sama
kitanya juga, kalau kita baik Allah pasti ngasih jodoh yang baik juga, dan
sebaliknya. Jadi lebih baik sekarang kamu menata diri kamu aja biar Bisa jadi
orang yang lebih baik nak, biar nanti dapat jodohnya orang baik
juga,ya...senyum dong..sekarang jangan sedih lagi, jangan meratapi hal-hal yang
gak penting kaya gitu, Jalan kamu kan masih panjang, kamu juga masih SMA jalan
kamu masih panjang, mamah sama papah gak mau lo, kamu nanti nikah di bawah umur
25 tahun, terlalu muda dalam keluarga kita kalau nikah umur segitu, kamu harus
sukses, jadi wanita karir, Terus harus sering nongol di acara TV misalnya acara
kesayangan papah Kick Andy wah cuman orang-orang hebat yang bisa nongol di
acara itu Jun, dan kamu harus jadi salah satu dia antaranya nanti....”
Dan si papah terus ngasih
wejangan-wejangan penting tanpa henti selama beberapa menit setelahnya, dan
kasus kali ini pun ditutup keluarga kecil itu dengan saling berpelukan erat
satu sama lain, tapi tiba-tiba mamah ngomomong. “ Juni, mamah mau nanya ya,
kamu udah berapa hari sih gak keramas???kok baunya rada-rada bikin mama muntah
ya??? ” Juni hanya tersenyum lalu lari kocar kacir ke kamarnya sebelum mamah
nya ngamuk gara-gara Juni yang masih hobby memelihara kebiasaan buruknya yaitu jarang keramas.