“Nab, Tumben rame
banget ada apaan??” Tanya Juni pada Zaenab saat baru sampai depan pagar
rumahnya, Kebetulan saat itu zaenab juga baru pulang dari warung pa udin, Buat
beli Gula yang akhir-akhir ini jadi sangat cepat habis gara-gara Ulah Juni yang
sekarang lagi Hobby ngemil yang manis-manis, tapi gara-gara gak di kasih uang
buat jajan sama si mamah akhirnya
gula di dapur yang jadi sasaran buat di emil sama Juni
sambil nonton Tv.
“
Katanya ibunya non sih tadi bilangnya kesayanya waktu sayanya mau kewarung, anu
non,itu..mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm..apa ya tadi???” Jawab Zaenab sambil
garuk-garuk kepala, yang jelas gak ngasih jawaban yang ada malah bikin Juni jadi
emosi dengernya.
“
Ngomong apaan sih??? Makanya kalau ngomong itu dipikir dulu nab jangan asal
cuap aja, jadi bingung sendiri kan, udah ah cape ngomong ama lo gue nyari jawabannya
sendiri aja. Eh tunggu deh, lho bis beli Gula ya???” Tanya Juni lagi sambil
tangannya berusaha untuk merebut kantong Gula dari tangan Zaenab.
“
Anu lo non, kata ibunya non, Anu si itu tuh non..aduh..itu lo non,masa non gak
tau sih..itu non yang itu...” Jawab Zaenab lagi yang terus berusaha untuk
menjawab pertanyaan Juni Diawal, Juni yang tadinya berbinar-binar melihat gula
di kantong keresek yang dibawa oleh zaenab itu, Jadi gak nafsu dan untuk
menghindari pertumpahan darah karena udah KEKI KUBIK ama pembantunya itu, Juni memilih untuk masuk
aja kerumahnya dan membiarkan Zaenab bersama kebingungannya di luar rumah.
“
Eh Juni, apa kabar Jun??? ya ampun kamu tambah subur aja ya!!!!” Sapa tante
Nita yang sedikit supraise melihat pertumbuhan Juni yang semakin subur aja (
Pohon kalee subur....).
“
Alhamdulillah tan sehat selalu, makanya bisa tambah subur secara alami kayak
gini” Jawab Juni seraya mencium tangan tante-tantenya secara bergantian.
“
Haduh, kalau kain yang buat Juni kira-kira kita bakalan habis berapa meter
ya???” Tanya tante Ida sambil ngukur-ngukur lebar bahu Juni pake tangannya.
“
Kain???? Emang mau ada acara apaan???” Tanya Juni yang jadi tambah penasaran.
“Kamu
gimana sih masa udah lupa, Tante Sita kan mau nikah bulan Depan.” Jawab si
mamah sambil mukul lengan Juni. Tante Sita adalah adik si mamah yang paling
Bontot, kebetulan mamah adalah anak pertama, Maka dari itu mamah sangat di
hormati dalam keluarganya karena udah diangap sesepuh, Dan dalam momen apa pun,
atau masalah apa pun yang terjadi kepada adik-adiknya itu, Pendapat si mamah
adalah hal yang paling penting untuk diminta, ya contohnya seperti hari ini.
“
Ya, Kita mau bikin baju seragam gitu Jun Khusus buat seluruh keluarga mempelainya
aja, Biar keluarga kita sama keluarga mempelai cowoknya bisa saling mengenali”
Sahut Tante Gita yang menjelaskan lebih jelas sejelas-jelasnya (Biar bisa
ngungkapin kalau penjelasannya Jelas banget) ama juni
“
Bikin baju lagi???? Ya ampun tante, kayaknya baru kemaren deh waktu tante Nisa
nikahan kita sekeluarga bikin baju yang seragam, ckckc...masa bikin baju lagi
sih tan, yang kemaren juga masih bagus. Lebih baik biaya buat bikin bajunya
dialih fungsiiin aja tan jadi tambahan buat biaya bikin makanan, Biar tamu-tamu
puas tan sama service yang diberikan.” Protes Juni, yang tentu saja gak bakalan
di terima oleh tante-tantenya juga mamanya sendiri, karena protes yang Juni
lakukan hanyalah sebuah kamuflase biar dia gak harus diet ketat, yang tujuan utamanya
adalah buat ngirit kain. Akhirnya pertemuan keluarga kali itu berakhir, yang
keputusan akhirnya adalah akan tetap membuat baju seragam keluarga dengan ala
india, hal ini disebabkan karena calon suami dari tante Sita adalah keturunan
india, Tapi Juni terlihat langsung
bermuram durja di kamarnya, tentu saja karena dari hasil pertemuan tadi juga
diputuskan kalau Juni harus DIET, Karena kain yang akan diberikan kepada setiap
keluarga akan dibatasi, Jadi kali ini Juni tidak bisa menggunakan kain sesuka
hatinya, kayak waktu nikahan nya tante Nisa, dimana seluruh keluarga harus
berlapang dada untuk menerima kenyataan yang cukup pahit, karena setiap orang
harus mengurangi minimal 5cm dari kain yang akan dibuat baju untuk diberikan
kepada Juni yang badannya dua kali lipat lebih besar dari badan orang normal
biasanya, Tentu saja hal ini sangat mengganggu karena akhirnya semuanya
komplein ada yang tangan dari bajunya kependekan, ada yang perutnya kekecilan,
ada yang bajunya kependekan, dan komplein-komplein lainnya,hal inilah yang
mendasari keputusan seluruh keluarga untuk menyuruh Juni diet ketat
seketat-ketatnya.
“AAAAA!!!!
Mama aku mau makan...!!!!” Rengek Juni saat si mamah merampas gula dari tangan
Juni yang lagi asik nonton Sule dkk di TV.
“
Kan udah dibilang, Kamu harus diet!!! Pil yang dikasih tante Ida tadi udah
diminum belum??? ” kata mama yang waktu itu baru aja pulang dari arisan ibu-ibu
komplek.
“
Ogah!!! AKU GAK MAU DIET!!!!”
“
Kalau kamu gak diet gimana nanti waktu acara resepsi nikahan tante Sita, Udah
cepet makan pilnya!!!” kata mamah sama Juni yang semakin merengek-rengek gak
mau makan pil diet yang tadi di kasih sama tante Ida.
“
ZAENAB...ZAENAB....!!!!! TOLONG AMBILIN PIL DIET DALAM KULKAS!!!!! ” Perintah
mamah sama Zaenab sambil nangkap kaki Juni yang tadinya mau kabur ke kamarnya,
Juni makin teriak-teriak kaya orang Gila, dan berusaha untuk ngelepas
cengkraman si mamah dari kakinya.
“
Ini bu pilnya dan ini airya, mau ngasih ma non Juni kan bu???.” Lapor Zaenab
dengan sumringah.
“
Wah tumben kamu Pinter Nab, Yaudah Sekarang kamu pegang nie anak bandel, pencet
idungnya nab” Perintah si mamah lagi, lalu mengambil pil di diet dari tangan Zaenab dan langsung
memasukkannya kedalam mulut Juni secara paksa, Juni masih gak nyerah dan masih
berusaha melawan sekuat tenaga, tapi karena Zaenab yang dengan sekuat tenaga
memencet hidungnya bikin Juni gak bisa Nafas dan dengan refleks dia membuka
mulutnya, saat itulah Si mamah yang dari tadi udah masang kuda-kuda langsung
melemparan Pil diet ke dalam Mulut Juni Dan GOOLLLLLLL!!!!!!!!! (hahahahaha :D )
Pil diet akhirnya bersarang langsung di tenggorokan Juni yang membuat Juni
dengan terpaksa menelannya.
“
Penganiyayaan, Ku gak terima bakalan ku laporin ke komisi perlindungan
anak-anak huh..!!” Ujar Juni yang langsung pergi ke kamarnya sambil terus
ngedumel gak jelas.
“
Laporin aja, itu juga kalau komisi perlindungan anak-anak percaya kalau ada
anak-anak yang badannya segede gaban kayak kamu gitu” Sahut si mamah, yang
tentu aja bikin Juni tambah dongkol.
“
HAHAHAHAHA, GABAN...!!!!” Kata Zaenab di tengah tawanya, yang langsung membuat
Juni berbalik kearahnya dan memelototinya. Spontan Zaenab langsung diam dan
pergi ke dapur, tanpa kata-kata.
Keesokan harinya di sekolah bel tanda
istirahat berbunyi, semua anak-anak SMA Nusa Bangsa langsung berhamburan keluar
dari kelasnya dan berbondong-bondong menuju kantin-kantin sekolah yang berada
di sebelah ruang guru dengan riuhnya, sampai-sampai bikin ruangan guru yang ada
diamping kantin itu seakan-akan gempa bumi, hal inilah yang sering membuat para
guru-guru protes dan meminta kepala sekolah untuk memindah ruangan Guru agar lebih
jauh dari kantin sekolah tapi hal itu selalu di tolak oleh kepala sekolah
dengan alasan “ Saya udah tua, saya gak sanggup jalan jauh-jauh, kalau ruang
guru harus di pindah kepojok kanan sekolah ini, berarti saya mesti jalan sejauh
150 m donk buat beli gorengan bu Siti yang enaknya lurbiasa itu” . Juni yang biasanya ada dibarisan depan
untuk memimpin anak-anak yang sedang kelaparan itu kekantin, Hari ini hanya
melongo di kelasnya, dan sesekali mengitarkan pandangannya keseluruh kelas.
“
hmmmmmm, BT !!!”
Kata
Juni dalam hati, Karena bosan Juni berusaha mencari sesuatu yang mungkin bisa
membuat rasa bosannya itu sedikit berkurang, dan ketika untuk kesekian kalinya
Juni mengitarkan pandangannya keseluruh isi kelas, tiba-tiba matanya tertahan
pada sosok Nanang yang lagi cekikikan
sendiri sambil memegang Buku matematika di hadapannya, Tentu saja hal ini
membuat Juni jadi penasaran, sejak kapan buku matematika bisa bikin orang
katawa sampai cekikikan kayak gitu???, setahu Juni Buku matematika adalah buku
paling memusingkan sedunia, yang isinya hanya angka-angka dan rumus-rumus yang
bikin kepala Juni gatel dan rabutnya rontok-rontok. Rasa penasaran Juni
mendorongnya untuk membuka buku matematikanya dan Juni berusaha mencari
penyebab kenapa Nanang bisa cekikikan kayak gitu, hampir sepuluh kali Juni
membuka bukunya halaman demi halaman tapi tidak ada satupun Rumus atau angka
yang bisa merangsang saraf ketawanya bekerja, Tentu saja hal itu semakin
membuat Juni penasaran dan sedikit prustasi, Lalu Juni berfikir untuk langsung
saja mencari tahu apa sebenarnya yang membuat Nanang bisa cekikikan kayak gitu,
Tapi kalau nanya langsung ke Nanang itu gak mungkin ya, hal ini karena Nanang
punya penyakit bolot menahun yang masih belum sembuh-sembuh sampai sekarang,
Jadi Juni harus sedikit berekting, Juni Pura-pura tidak sengaja meleparkan
pulpennya ke lantai dan dengan cerdasnya pulpen itu langsung menggelinding ke bawah
meja yang berada tepat dibelakanag Nanang , Juni pun langsung bergegas
mengambil pulpennya, dan...
“
Wah Baskom!!! Bikin orang penasaran aja lo, ternyata lo baca LUPUS!!!, pantes
cekikikan kayak Kuntilanak, huh !!! ” Protes
Juni setelah mengetahui ternyata yang bikin Nanang cekikikan bukanlah buku
matematikanya tapi LUPUS.
“
Ada Kuntilanak, dimana-dimana???” Tanya Nanang panik, Tapi Juni tidak menghiraukannya
dan langsung berlalu meninggalkan Nanang dengan kepanikannya.
Diluar kelas terlihat banyak anak-anak yang
mulai kembali kekelas mereka masing-masing dengan muka riang gembira, tentu
saja setelah mengisi perut mereka di kantin.
“
Ih, Ya ampun something banget hari ini Juni gak nongol di kekantin!!!” Sapa
Dita teman sekelas Juni yang Ngefans berat sama teh Syahrini.
“
Eeh, tumben Jun gak nongol di kantin Biasanya kamu yang paling eksis, semua ibu
kantin Juga nanyain kamu tuh Jun, Kenapa sih??” Tanya Sushi yang penasaran
dengan tingkah Juni hari ini.
“
Gue gi gak mood makan” Jawab Juni singkat dan langsung kembali ke tempat
duduknya.
“
Jun kamu sakit ya??? YA AMPUN, HADUH, KAMU KENAPA JUN??? APA YANG SUDAH TERJADI
SAMA KAMU???” Kata Sushi yang jelas aja langsung panik dengan kata-kata Juni
tadi, karena kata itu sangat mustahil dikatakan oleh manusia yang diotaknya
cuman ada makanan kayak Juni.
“
Ya ampun sesuatu banget Jun, Kamu tau gak kemaren ada lo tetangga ku yang
tiba-tiba gak mood makan, gak mood mandi, gak mood ngomong, dan gak mood yang
lainnya, dan gak beberapa hari setelah itu dia meninggal Jun, ya ampun gak
ngira Jun umur kamu bakalan sesingkat ini!! Tapi aku seneng Jun udah bisa kenal
sama kamu, Aku bakalan terus ingat sama kamu Jun!!!” Sahut Dita sambil memeluk
Juni disusul Sushi yang juga ikut-ikutan, kata- kata Dita tentu saja membuat
seluruh orang-orang yang ada di dalam kelas terkejut, dan entah dapat komando
dari siapa mereka semua pun menghampiri Juni dan ikut berpelukan persis kayak
teletabis.
“
Apaan sih siapa yang mau mati, ngaco deh...!!! ini gara-gara Pil pelangsing
yang kemaren gue makan tau gak, dan hebatnya dia langsung bikin gw gak mood
makan apa pun!!! Udah ah gak bisa nafas nih, oiiii!!!” kata Juni memberikan
klarifikasi pada teman-temannya atas kejadian aneh yang terjadi hari ini pada
dirinya.
“
Pil pelangsing?????” Seru teman-temannya serentak, mereka lalu tersenyum dan kembali ketempat mereka masing-masing
dengan tertib, dalam hati mereka masing-masing bersyukur atas kejadian ini,
karena itu berarti Jatah makanan mereka di kantin akan aman kedepannya. Selama
ini mereka memang selalu merasa sangat dirugikan dengan kelakuan Juni yang
hobby ngeborong semua makanan-makanan enak di kantin dan buruknya itu untuk dia
makan sendiri, Jadilah sering banyak anak yang harus kembali kekelasnya dengan
perut kosong dan hati dongkol, kerena bu kantin kehabisan stok makanan untuk
diberikan kepada mereka.
Seminggu berlalu, Di SMA Nusa Bangsa lagi
muncul masalah baru yang cukup serius yaitu semua siswa di sekolah yang
biasanya di dominasi oleh siswa dan siswi berbadan kurus dan langsing sekarang
malah didominasi oleh siswa siswi berbadan besar dan lebar, hal ini tentu saja
sangat mengganggu semua kegiatan yang berlangsung di sekolah itu. Misalnya
kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, Kelas yang dulunya luas
dan bersih kini berubah menjadi sumpek karena penghuni-penghuninya yang melebar
dan kotor gara-gara para penghuninya jadi doyan makan dan buang bungkusnya
sembarangan dengan alasan “ kepala sekolah pelit sih masa beli bak sampah cuman
satu iya sih ukuran nya super jumbo, tapi kan cape kalau harus jalan kedepan
sekolah cuman buat buang bungkus permen”, akibat berikutnya yang muncul dari
masalah ini adalah terasa semakin sedikitnya daerah untuk bersantai bagi para
siswa dan siswi saat istirahat tiba, pasalnya tempat duduk-tempat duduk yang
biasanya muat untuk 10 orang kini hanya bisa diduduki oleh 5 orang, bisa
kebayang gak seberapa bertambah lebarnya para siswa siswi SMA Nusa Bangsa
sekarang. Setelah diselidiki oleh para detektif amatir SMA Nusa Bangsa si
Nanang dan si Ucup, ternyata masalah ini muncul disebabkan Juni si manusia
pemakan segala siswi SMA Nusa Bangsa kelas XII A IPA yang lagi kehilangan nafsu
makannya, hal ini pun langsung di laporkan si Nanang dan si ucup kepada kepsek
di ruangannya yang ternyata lagi asyik makan Gorengan bikinin Ibu Siti. Dan
setelah mendengar laporan kedua detektif itu pa Kepsek pun langsung mengambil
tindakan tegas kepada Juni yang lagi tidur-tiduran di kelasnya, Juni dibawa
keruangan kepala sekolah dan disuruh makan, Tapi Juni menolak pa kepsek masih
gak menyerah beliaupun meminta Pada bu Rini untuk membelikan Nasi Goreng di
kantin Buatan Bu Cici yang terkenal dengan kenikmatan luarbiasanya. Tapi
setelah Nasi goreng datang Juni tetap tidak bergeming, Juni malah pingsan dan
jatuh terkulai ke sandaran kursi yang didudukinya, Hal ini tentu membuat para
Guru dan pak kepsek jadi shok dan panik luarbiasa, Pak kepsek yang selalu punya
inisiatif tinggi pun langsung mengambil piring nasi goreng yang berada di atas
meja dihadapan Juni dan mencobanya satu sendok sambil terus mengunyah nasi
goreng dengan penuuh perasaan pa kepsek berkata “ Nasi gorengnya gak beracun
ko, kok Nak Juni jadi Pingsan Ya???”, Namun opini pa kepsek tidak dihiraukan
oleh guru-guru lain yang sedang sibuk memikirkan bagaimana mengangkat badan
Juni karena kalau harus di bopong gak mungkin, karena Guru-guru yang hadir
sekarang badannya masing-masing cuman sepertiga dari badan Juni, Mau minjem
tandu anak-anak P3K takut tandunya jebol akhirnya banyak ide yang mulai
bermunculan dari ngegotong Juni dengan meminta bantuan pada siswa-siswa se SMA
Nusa Bangsa, ngedorong kursi yang di dudukin Juni bareng-bareng sampai UKS,sampai
yang paling anarkis adalah menggelindingkan Juni di lantai sampai UKS, tapi
akhirnya semua kebingungan itu terpecahkan setelah Hadi siswa kelas XII B IPA
datang bak superman yang langsung mengangkat Juni dan Membawanya ke UKS di
ikuti oleh guru-guru dan siswa-siswa lain yang melihat kejadian itu. Selama 2
Jam Juni tak kunjung sadarkan diri dan akhirnya membuat pihak sekolah dan mamah
papahnya Juni yang datang setelah di telpon pihak sekolah itu memutuskan Untuk
membawa Juni ke rumah sakit saja agar di tindak lebih lanjut.
“
Jun kamu gak papa kan???” Kata mama seraya memeluk Juni yang baru sadar dari pingsannya.
“
Dimana nih?? Haduh kok puyeng banget ya mah??? Kenapa aku di pakein apa nih???
Waa jarum,,AAAAAAAA!!!!!!” Juni langsung histeris ketika melihat Jarum infus
ditangannya, dan karena kaget si mamah langsung menutup mulut Juni dengan apel
yang ada di tangannya, dan meminta maaf kepada orang-orang yang berada dalam
ruangan UGD tersebut.
“Husssssss!!!!!
Jangan berisik kamu gi dirumah sakit, Teriakkan kamu udah telat tau Jarumnya
aja udah nempel dari sejam lalu disitu, Bikin orag kaget aja.” Kata si mamah
yang malah jadi dongkol sama Juni. Sambil mengambil kembali Apel yang tadinya
membekap mulut Juni.
“
aaaaa!!!! Mamah sakit tau, emang mulut Juni lubang tikus main sumpel-sumpel aja
huh!!!” Protes Juni pada mamahnya.
“
Reflex Jun maaf ya, kamu sih baru juga sadar udah teriak-teriak mamah kan jadi
kaget. Kamu udah gak papa, kata dokter asam lambung kamu meningkat, kamu makan
apa sih??? Hayooo mamah kan udah nyuruh kamu diet, jangan-jangan pil pelangsing
itu gak kamu makan ya???” Kata mamah yang jadi curiga sama Juni.
“
Boro-boro makan mah, nafsu makan aja udah hilang sampai kerak-keraknya, ini
semua gara-gara pil pelangsing itu, Juni jadi gak nafsu makan apa pun” Sahut
Juni yang jadi BT gara-gara dutuduh si mamah gak diet.
“
Emang kamu udah gak makan berapa hari sih????” Tanya mamah penasaran
“
5 Hari, pokoknya aku gak mau diet lagi...!!!!” Jawab Juni yang memejamkan
matanya gara-gara pusing di kepalanya gak mau berhenti.
“
Hmmmm, berarti pil itu oke juga ya, ya setidaknya badan kamu sekarang udah
lumayan kurus lah Jun, mamah sih bakalan nyuruh kamu terus diet kalau kamu
terus-terusan gak mau ngontrol makan kamu, biarin aja mamah gak papa kok mesti
rugi setiap minggu ngebawa kamu kerumah sakit gara-gara pingsan kaya hari ini.”
Kata mamah dengan muka tanpa Dosa.
Sejak hari itu Juni bertekad untuk mulai
mengontrol makannya ya setidaknya cuman dihadapan si mamah, alasan utamanya
adalah agar tidak disuruh minum pil pelangsing lagi dan gak masuk rumah sakit
lagi, coz Juni emang paling anti dengan semua jenis jarum terutama jarum-jarum
yang ada di rumah sakit. Dan tentu saja hal ini Juga membuat masalah yang
terjadi di SMA Nusa Bangsa FINISHED!!!!! J