Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

POHON TERAKHIR


Begitu riang pandangan mata
Hijau terhampar, begitu segar
Kemana Pergi, hidup terjaga
Kian lama kian nyata
Mimpi berlalu begitu saja

     Tanah Kerontang, Pohon gersang, Gunung telanjang
     Lama-lama bertransformasi menjadi palung daratan
     Kemana kami pergi, tak lama akan seperti ini
     Bertengger di ranting kegetiran
     Bergantung di dahan kebinasaan
     Realita begitu menyiksa
Jangan!
Jangan!!!
Kau rampas
Kau musnahkan
Kau buat kami kelaparan
seolah kami tak bernyawa
Sedang kami tak berdaya
     Cukup!
     Cukup!!!
     Keluarga kami
     Teman-teman kami
     Hidup kami
     Seakan tak berharga
     Padahal jelas kami ada
Berapa banyak lagi
Berapa lama lagi
Hingar bingar gergaji kayu
Panasnya kobaran api
Gemuruh cakar-cakar pengeruk bumi
Hingga lenyap rumah kami
Tanpa ada yang peduli
     Butakan matamu selama yang kau bisa
     Tulikan telinga mu sebisa yang kau mau
     Sampai hatimu merasa puas
     Sampai jiwamu merasa jaya
     Sampai hartamu setinggi menara
Sampai kau bangun dari mimpi indahmu
Sadar dari hipnotis nafsumu
Jantungmu telah lenyap
Nafas hidupmu telah hilang
Pengisi perut telah binasa
     Hentikan kebodohan kalian
     Cukuplah ketololan kalian
     Merusak tanah tempat berpijak
     Membohongi kenyataan tentang siapa yang sebenarnya
     Berbahagia, menjadi kaya, berlimpah hartanya
     Kalian atau mereka di luar sana
He!!
Kami tak sekedar berkoar
Kami tak sekedar bermulut besar
Kamilah sebena-benarnya korban
Mengecap pahitnya dampak kehancuran
Brutalnya kekuasaan
Menjijikannya Keserakahan
     Demi nafas yang kalian hirup
     Demi kehidupan yang kalian genggam
     Demi kami yang akan tiada
     Demi anak cucumu yang datang segera
HENTIKAN!!!
HENTIKAN!!!
HENTIKAN!!!
Tak terlambat untuk menebus dosa
Selamatkan yang tersisa
Selagi kau bisa
Seebelum alam menutup mata

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar